Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Pertunjukan Terbesar di Bumi - The Psychology of Money dari Morgan Housel

Gambar
Hampir semua orang yang hidup di bumi berusaha keras untuk mengumpulkan uang. Mereka rela mengorbankan banyak waktu untuk mendapatkan uang. Padahal manfaat tertinggi dari uang adalah membeli waktu. Bahkan orang kaya dan berkuasa tampaknya tidak ada batas cukup. Orang yang sudah punya ratusan juta dolar masih ingin uang lebih banyak sampai mengorbankan banyak hal. Mereka tidak tahu kapan harus berkata cukup. Kapitalisme itu keras.  Kapitalisme membuat orang kaya makin kaya dan orang miskin terus miskin.. Berikut ini adalah rangkuman dari buku The Psychology of Money dari Morgan Housel : PANDANGAN YANG BERBEDA Mengelola uang tidak ada hubungannya dengan kecerdasan, namun lebih berhubungan dengan perilaku Semua orang punya pengalaman unik mengenai cara kerja dunia. Pengalaman secara langsung lebih meyakinkan daripada dipelajari secara tidak langsung. Beberapa pelajaran harus dialami sebelum bisa dimengerti. Sesuatu yang tampak gila bagi kita, belum tentu tampak gila bagi orang lai...

Impresi Pertama - Glossy Fashion Guide Lex De Praxis

Gambar
  Orang yang berpenampilan menarik akan dipersepsikan sebagai orang yang baik, pintar, cerdas, mudah dipercaya dan hal-hal positif lainnya. Dalam dunia psikologi, efek tersebut disebut sebagai hallo effect. Karena dunia ini bekerja dengan adanya hallo effect, maka kita harus berpenampilan menarik agar terkesan positif dimata orang lain. Ada yang dilahirkan dengan bentuk tubuh jelek, muka jelek, kulit hitam. Ada juga yang memang sudah dilahirkan dengan bentuk yang menarik. Oleh karena itu, lebih baik kita focus ke hal hal yang masih bisa diubah, yaitu fashion. Impresi pertama yang tercipta dari penampilan mempengaruhi nasib selanjutnya. Berikut ini adalah rangkuman dari buku Glossy Fashion Guide karya Lex De Praxis yang berisi panduan dasar tentang fashion pria. FILOSOFI FASHION 1. Fashion adalah bentuk cinta diri sendiri Seharusnya kita tidak memperlakukan fashion sebagai “seragam sosial”, karena konsistensi dalam berpenampilan mencerminkan konsistensi dalam hal mencintai diri ...